Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 November 2014

Aktivitas Ini Bisa Memicu Keringat Meski Anda di dalam Ruangan

Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, sekitar 60% dari total berat badan. Berolahraga, berada di bawah terik sinar matahari, atau aktivitas lainnya yang menguras keringat seringkali membuat tubuh kehilangan cairan, alias dehidrasi.

Tidak banyak yang menyadari, berkeringat sebenarnya bisa dialami tak hanya di luar ruangan, melainkan juga di dalam ruangan. Selain itu, tak hanya berolahraga, berada di bawah terik sinar matahari, atau beraktivitas di luar ruangan saja yang dapat memicu keringat; melakukan kegiatan sehari-hari pun tanpa disadari bisa membuat Anda kehilangan cairan tubuh, lho!

Ini dia beberapa hal sehari-hari di dalam ruangan yang dapat memicu keringat dan mengakibatkan dehidrasi ringan:
  1. Naik-turun tangga/mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Saat bergerak dan aktif, tubuh menghasilkan panas yang harus segera dibuang oleh tubuh. Proses membuang panas dalam tubuh agar suhu tubuh tetap berada pada suhu normal, yaitu sekitar 37,5 derajat Celsius ini yang menyebabkan timbulnya keringat.
  1. Bekerja di ruang AC
Siapa sih, yang nggak suka berada di dalam ruangan ber-AC? Apalagi jika cuaca di luar ruangan sedang terik. Namun ternyata bekerja di ruangan AC tidak jaminan Anda terhindar dari keringat, lho! Saat berpikir keras dan berada dalam tekanan, tubuh mengeluarkan keringat untuk menetralkan suhu di dalam tubuh. Ditambah lagi, ruangan AC yang menyebarkan udara dingin ke seluruh ruangan mengandung udara yang dapat menyerap kelembapan di dalam ruangan tersebut, termasuk dari kulit kita. Itu sebabnya, kulit menjadi kering dan cairan yang ada dalam tubuh menjadi berkurang.
  1. Tidur
Meskipun tidak bergerak, tidur ternyata juga bisa membuat kita berkeringat dan menimbulkan dehidrasi. Apalagi bagi yang senang tidur siang atau tidur di dalam suhu ruangan yang panas. Hal ini disebabkan karena saat tidur kita mengeluarkan sebagian cairan tubuh yang menguap keluar melalui pernapasan.

Jumat, 13 Desember 2013

Bagi Orang Asia, Kurus Belum Tentu Sehat

Hipertensi, kolesterol tidak normal, dan indeks massa tubuh (body mass index/BMI) tinggi merupakan kondisi tubuh yang dikategorikan tidak sehat. Untuk menghindari kondisi tersebut, salah satu jalan keluar yang banyak dipercaya adalah tetap kurus. Ada anggapan bahwa dengan memiliki tubuh kurus, peningkatan BMI, kolesterol tidak normal, dan hipertensi bisa dicegah.

Padahal, tubuh yang sehat terbukti lebih mampu menghalau BMI tinggi, kolesterol tidak normal, dan hipertensi dibanding tubuh yang kurus. Dengan kata lain, tubuh kurus belum tentu sehat.

Hal ini merujuk pada laporan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang menemukan, meski kurus, orang dewasa keturunan Asia di Amerika kebanyakan memiliki masalah kardiovaskuler.

Peneliti tertarik pada hasil ini dan kemudian membandingkannya dengan kebangsaan lain yang tinggal di Amerika. Responden berusia 20 tahun dan lebih pun terlibat dalam penelitian ini. Data diambil dari National Health and Nutrition Examination Survey, sebuah program yang mempelajari nutrisi dan tren kesehatan pada usia anak dan dewasa di Amerika.

Hasilnya, hanya 38,6 persen orang dewasa Asia yang mengalami kelebihan berat badan dengan BMI lebih dari 25. Sedangkan BMI lebih dari 25 ada pada masyarakat kulit putih sebesar 66,7 persen, masyarakat kulit hitam sebesar 76,7 persen, dan keturunan Amerika Selatan (Hispanik) sebesar 78,8 persen.

BMI adalah ukuran lemak tubuh yang diketahui dengan menghitung berat dan tinggi tubuh secara bersamaan. BMI dikatakan normal bila berada pada kisaran 18,5-24,9. Sedangkan orang yang kelebihan berat badan memiliki BMI antara 25-29,9. Obesitas terjadi ketika BMI mencapai 30 dan selebihnya.

Kendati begitu, rendahnya nilai BMI tidak lantas mengindikasikan baiknya kondisi kesehatan. BMI rendah juga tidak berarti bebas dari hipertensi dan kolesterol yang tidak normal. Dalam riset ini, orang Asia dengan BMI 25 yang menderita hipertensi mencapai sekitar 25,6 persen.

Kondisi sedikit berlawanan dengan yang terjadi pada masyarakat kulit putih dan hispanik. Keduanya berbagi angka 25,6 persen terkait jumlah warganya yang terkena hipertensi. Namun jumlah tersebut lebih rendah dibanding masyarakat kulit hitam yang terkena hipertensi, yaitu sebesar 42,1 persen.

Terkait jumlah kolesterol tertinggi, semua kategori riset berbagi angka yang sama. Sebesar 10,3 persen masyarakat pada tiap kategori memiliki jumlah kolesterol yang cukup tinggi.

Untuk jumlah kolesterol baik, sebesar 14,3 persen masyarakat Asia memiliki high density lipoprotein (HDL) dalam darahnya. Jumlah ini sama seperti masyarakat kulit putih dan hitam. Sedangkan masyarakt Hispanik memiliki persentase kepemilikan HDL lebih tinggi, yaitu 21,8 persen.

Menurut peneliti, studi ini dilakukan atas dasar minimnya informasi kesehatan orang Asia yang tinggal di Amerika. Padahal, sejak 2000 hingga 2010 terjadi peningkatan jumlah masyarakat Asia di Amerika hingga mencapai 40 persen. Menurut CDC, populasi Asia di Amerika umumnya datang dari China, India, Korea, Filipina, Vietnam, dam sebagian Jepang.

Senin, 18 November 2013

Kiat Hindari Flu di Musim Hujan

Patokan yang dulu dipakai oleh orang-orang tua untuk menandai musim, kini sudah sulit diikuti. Misalnya, Desember itu berarti gede-gedenya sumber (air) alias hujan. Januari artinya hujan sehari-hari. Lalu Maret itu singkatan dari 'mak ret'  yang berarti hujannya berhenti, sehingga April sudah mulai masuk musim pancaroba untuk menjadi panas.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Hujan dan musim sudah tidak bisa diramal lagi. Sekarang hujan deras. Tapi tak lama kemudian panas terik dan malam hari terang bulan. Kota-kota lain pun demikian. Seorang dokter sampai pernah bilang, "Sekarang ini musimnya pancaroba terus."

Buntut-buntutnya, cuaca yang tak jelas seperti ini membuat banyak orang mudah terserang flu dan masuk angin. "Seminggu lalu, tanpa tanda-tanda, ketika sedang asyik bekerja tahu-tahu dari hidung saya sudah menetes cairan pilek," ujar Drs. Wibudi, seorang konsultan keuangan, yang sempat empat hari tidak masuk kantor karena flu berat.

Dalam suhu udara yang rendah, banyak angin, membuat sistem kekebalan tubuh tidak optimal. Akibatnya virus influenza mudah menyerang. Apalagi jika pada saat itu kita sedang dalam kondisi sangat sibuk, kurang istirahat, dan makanan tidak cukup baik akan memudahkan tertular flu dan masuk angin.

Cara Mencegah
1. Cara yang paling mudah menghindari flu, adalah menjaga agar stamina tubuh tetap bagus. Tentu saja melalui makanan, olahraga, dan istirahat yang cukup.
2. Selain itu, sebisa mungkin kita menggunakan saputangan untuk menutup hidung dan mulut, jika orang di dekat kita bersin dan batuk.
3. Rajin mencuci tangan juga sangat dianjurkan. Mengapa? Ada riset yang menunjukkan bahwa penularan flu banyak terjadi melalui jabat tangan daripada bersin.

Bagaimana mengatasinya jika flu atau masuk angin sudah menyerang? Menurut para dokter, pada dasarnya flu atau masuk angin akan sembuh sendiri jika kita kita istirahat dan makan dengan gizi yang yang baik, terutama yang bisa menghangatkan tubuh. Adapun gejala flu dan masuk angin dapat dihilangkan dengan minum jamu atau obat yang banyak dijual di pasaran.

Selasa, 17 September 2013

Seks Bikin Otak Tambah Cerdas?

Seks sering kali menjadi aktivitas paling ditunggu pasangan untuk menjaga keintiman. Bukan hanya soal intimasi, seks menyimpan segudang keuntungan lain, salah satunya membuat Anda tambah cerdas. Penelitian baru kepada tikus menunjukkan, tikus memiliki sel otak yang bertambah setelah berhubungan seks.
Para peneliti asal University of Maryland juga mengatakan, sering melakukan aktivitas seksual dapat meningkatkan kekuatan otak. Kendati demikian, peningkatan kemampuan otak tersebut akan hilang jika berhenti melakukan hubungan seks dalam waktu yang lama.
Sementara itu, studi kedua menunjukkan, seks dapat melawan efek stres di dalam otak, meskipun hanya pada tikus. Meski begitu, sejumlah pakar tidak sepakat dengan hasil temuan tersebut.
Dilansir dari Atlantic, para ahli saraf di Universiy of Texas membantah temuan dari studi sebelumnya. Menurut mereka, menjadi lebih cerdas bukan berarti didapat dari lebih banyak melakukan aktivitas seksual.
"Remaja yang lebih cerdas, faktanya cenderung untuk menunda aktivitas seksual mereka," ujar mereka. Di samping itu, lanjut mereka, untuk menjadi lebih cerdas penambahan sel otak saja mungkin tidak cukup.
Psikolog Tracey Shors mengatakan, butuh kerja keras untuk menjaga penambahan sel otak baru ini tetap hidup. "Olahraga adalah salah satunya, selain konsumsi obat dan seks," ujarnya.
Shors menjelaskan, jika melakukan olahraga otak, seseorang akan lebih mudah menjaga sel yang sudah bertambah. "Melakukan keduanya akan lebih baik, karena memberikan manfaat ganda," pungkasnya.

Rabu, 26 Desember 2012

Wanita Dilarang Terlalu Banyak Duduk

Beberapa wanita mungkin berpikir latihan rutin sudah cukup untuk menjaga kesehatan. Latihan rutin kerap dilakukan untuk mengimbangi banyaknya waktu yang dihabiskan untuk duduk, baik saat bekerja maupun menonton siaran televisi.
 
Namun riset membuktikan, wanita usia pertengahan yang menghabiskan waktu duduk terlalu banyak, berisiko lebih besar menghadapi berbagai masalah kesehatan. Risiko ini bahkan tidak berkurang bagi yang rutin melakukan latihan fisik.
 
Mereka yang tidak aktif dan hanya duduk selama 11 jam, berisiko 12 persen lebih besar menghadapi kematian dini. Wanita juga berisiko 27 persen lebih besar meninggal karena serangan jantung, dan lima kali lebih mungkin mengalami kematian karena kanker.
 
Risiko lebih besar dibanding mereka yang hanya tidak aktif selama empat jam atau kurang. Menurut tim peneliti asal Amerika Serikat, risiko ini juga tampak pada mereka yang melakukan latihan rutin setiap harinya.  
 
Hasil riset ini tentunya berlawanan dengan asumsi yang banyak beredar di masyarakat. “Selama ini asumsi masyarakat adalah sepanjang tubuh sehat dan rutin olahraga, maka kesehatan akan terjaga. Perlindungan akan tetap ada, tidak peduli berapa lama waktu yang dihabiskan untuk duduk tiap harinya. Faktanya dengan menjalani gaya hidup sedentary, perlindungan tubuh semakin minim,” kata peneliti Rebecca Saguin dari New York’s Cornell University.
 
Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine ini melibatkan 93.000 wanita usia pertengahan sebagai responden. Para responden diketahui sudah menopause selama kurang lebih 12 tahun. Hasil riset menyatakan duduk terlalu lama akan meningkatkan risiko kematian. Hasil ini tak berubah meski sudah dimasukkan faktor lainnya, misalnya penyakit kronis dan kesehatan secara keseluruhan.
 
Wanita mulai kehilangan massa otot saat berusia 35. Perubahan ini makin cepat bersamaan dengan timbulnya menopause. Saguin menjelaskan, terlalu banyak duduk menyulitkan wanita memperoleh kembali kekuatan fisik yang sempat hilang. Latihan rutin, terutama angkat beban dan latihan pembentukan otot, membantu tubuh melawan penurunan kekuatan otot tersebut.
 
Latihan rutin juga penting untuk memelihara kesehatan tubuh, Saguin yang juga ahli nutrisi, menyarankan wanita sedini mungkin melakukan langkah kecil, untuk menjaga kesehatannya di masa mendatang.

“Bergeraklah sesering mungkin. Bila sedang di kantor, bangunlah dari duduk dan bergeraklah. Bila sudah pensiun jangan habiskan waktu di depan televisi, sering-seringlah bergerak meski hanya di sekitar tempat tinggal,” ujarnya.

Rabu, 31 Oktober 2012

Menjaga Kebaikan Susu Segar

Meski warnanya sederhana, putih, tetapi susu memiliki berbagai keunggulan. Dilihat dari aspek gizi dan kesehatan, cairan lezat ini adalah minuman super yang mampu menjaga kesehatan tulang dan gigi, sumber protein, mineral dan vitamin, hingga bahan dasar untuk terapi kecantikan.

Penggunaan susu hewan perahan sebagai bahan pangan manusia sudah dikenal sejak lama. Pada tahun 8000 SM, bangsa di Timur Tengah mulai menjinakkan sapi dan domba untuk diambil susunya. Penduduk Turki bahkan sejak lama telah menguasai teknik pemrosesan susu menjadi keju untuk dikonsumsi. Di Indonesia, konsumsi susu sapi diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda.

Ada berbagai jenis susu di pasaran, mulai dari susu segar, susu pasteurisasi, susu steril, susu formula, susu pertumbuhan, hingga susu UHT. Bentuk susu sendiri ada tiga jenis, yakni susu cair, susu bubuk, dan susu kental manis.

Dengan beragamnya jenis susu yang tersedia, tentu bukan perkara mudah memilih susu yang terbaik untuk keluarga. Untuk bayi sampai ia berusia dua tahun, yang terbaik sudah tentu adalah air susu ibu (ASI).

Untuk anak di atas dua tahun, menurut dr.Yoga Devaera, Sp.A, kecukupan gizi anak biasanya terpenuhi dari makanan sehari-hari. Meski begitu bukan berarti anak tidak disarankan minum susu, justru susu bisa menjadi sumber kalsium yang baik.

"Pemberian susu bersama dengan makanan lain akan mencukupi kebutuhan kalsiumnya. Tetapi susu tidak dimaksudkan untuk mencukupi seluruh kebutuhan nutrisinya. Anak tetap perlu diajari makan," kata dokter dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI ini.

Karena kandungan gizinya yang lengkap, menurut Yoga susu seharusnya tetap dikonsumsi secara teratur oleh orang dari berbagai rentang usia.

Dibandingkan dengan jenis susu lainnya, susu segar memiliki cita rasa paling lezat karena asam lemak susunya belum rusak akibat proses pengawetan. Namun demi keamanan, susu yang akan diminum sebaiknya tetap harus dipanaskan atau disterilisasi.
Kelebihan UHT
Ada berbagai cara melakukan sterilisasi, yang paling sederhana adalah pemanasan untuk membunuh kuman. Namun menurut Prof.Purwiyatno Hariyadi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Bogor, pemanasan dengan suhu rendah kurang efektif karena bisa merusak mutu dan gizi dalam susu.

"Sterilisasi pada kombinasi suhu tinggi dan waktu singkat akan memberikan tingkat inaktivasi mikroba yang tinggi tetapi zat-zat gizinya terlindungi," kata Purwiyatno di acara media edukasi mengenai teknologi UHT yang diadakan oleh Tetra Pak Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Prinsip suhu tinggi dan waktu singkat itulah yang kemudian melahirkan teknik-teknik UHT (ultra high temperature) atau HTST (high temperature short time). Suhu pemanasan yang dipakai dalam teknik UHT mencapai 140 derajat celcius dalam waktu 4 detik.

Yang membedakan susu UHT dengan susu steril adalah tingginya suhu dan teknik pemanasan yang dipakai. Pada susu steril, pemanasan dilakukan secara konvensional, sedangkan pada susu UHT dengan teknik PHE (plate heat exchange) yaitu mengalirkan cairan susu ke pipa panas. Teknologi ini ditemukan oleh Tetra Pak.

Menurut Elvira P.Wongsosudiro, Communication Manager Tetra Pak Indonesia, pemrosesan susu segar menjadi susu UHT dilakukan secara otomatis dengan peralatan steril dan meminimalkan kontak tangan.

"Susu UHT dikemas dalam kemasan aseptik multilapis yang dibuat kedap udara sehingga bakteri yang ada di udara tidak dapat masuk ke dalamnya," kata Elvira dalam kesempatan yang sama.

Kemasan multilapis itu juga menjadikan susu terlindungi dari sinar ultraviolet dan kesegaran susu di dalamnya terjaga. Pengolahan susu segar menjadi susu UHT dengan teknologi tersebut juga menjadikan susu UHT tidak memerlukan pengawet namun masa simpannya lebih panjang.

Ditambahkan oleh Purwiyatno, susu UHT memiliki sederet kelebihan, mulai dari kerusakan protein yang lebih rendah. Sebagai informasi, kerusakan protein pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk mencapai 30 persen.

Pemanasan singkat dalam teknologi UHT juga menjamin cita rasa, warna, dan aroma susu UHT mendekati susu segar.

Kelebihan lainnya adalah kerusakan susu UHT bisa dilihat mata, yakni kemasan susu yang tampak menggembung. Namun Purwiyatno menyarankan agar kita selalu mengecek ada tidaknya perubahan warna dan bau pada susu.

Selasa, 23 Oktober 2012

Waspadai Kadar Kafein dalam Minuman Energi

Untuk membuat tubuh selalu berenergi sebaiknya Anda jangan menggantungkan diri pada minuman energi (sport drink). Menurut penelitian, kandungan kafein dalam minuman energi sesungguhnya lebih tinggi daripada yang tertulis dalam kemasan.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga perlindungan konsumen Consumer Report memang hanya meneliti 27 merk minuman energi yang populer di Amerika Serikat. Tetapi tak ada salahnya kita juga waspada.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menguji level kafein di minuman energi di pasaran. Hasilnya bervariasi antara 6 sampai 242 miligram per sajian. Beberapa minuman bahkan mengandung kafein lebih dari itu.

Sebagai perbandingan, secangkir kopi seukuran 8 ons pada umumnya mengandung 100 mg kafein, dan 8 ons minuman soda mengandung 25 mg. Bisa dibayangkan tingginya kadar kafein dalam minuman energi.

Hasil penelitian juga mengungkapkan ada beberapa merk minuman yang mengandung kafein 20 persen lebih banyak dari yang disebut dalam label. Tetapi ada juga produk yang tidak secara spesifik menerangkan level kafein dalam kemasannya.

Kafein dalam dosis sedang (200-300 mg) sebenarnya tidak berbahaya untuk orang dewasa sehat, tetapi jika dikonsumsi setiap hari kafein dengan dosis lebih dari 500 mg bisa menyebabkan insomnia, debar jantung meningkat, dan tremor otot. Meski begitu efek samping kafein pada tiap orang berbeda-beda.

Ibu hamil direkomendasikan untuk membatasi asupan kafeinnya kurang dari 200 mg setiap hari karena jumlah berlebihan bisa meningkatkan risiko keguguran.

Para dokter di The American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak dibatasi asupan kafeinnya kurang dari 100 mg per hari dan tidak disarankan minum minuman energi.