Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Desember 2015

Waspadai dan Kenali Ciri HEPATITIS A

InfoSehat - Menurut World Health Organization (WHO), Hepatitis A merupakan penyakit hepar viral yang dapat memberikan gejala ringan sampai berat. Maka, ada yang sekedar rawat jalan dan diberi obat jalan, namun ada pula yang dilaporkan meninggal. Hepatitis A ditransmisikan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau langsung kontak dengan orang yang telah terinfeksi. Faktanya, hampir sebagian besar orang yang terjangkit hepatitis A dapat sembuh sempurna, namun ada beberapa yang terkena hepatitis fulminan dan hepatitis fulminan dapat menyebabkan kematian pada hepatitis A. Hepatitis A dapat meledak secara epidemik menjadi suatu wabah.

Hepatitis A merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus hepatitis A. Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A sesungguhnya tidak menyebabkan penyakit hepar kronis (menahun) dan jarang mengakibatkan kematian. Hepatitis A hanya menimbulkan gejala yang memang mengganggu seperti mual, muntah, mata kuning, demam tinggi. Kematian yang terjadi biasanya akibat dari hepatitis fulminan (gagal hati akut).

Hepatitis A terjadi secara sporadik dan epidemik secara luas di belahan dunia manapun, dengan kecenderungan rekurensi/kekambuhan, serta dapat meledak menjadi suatu wabah seperti epidemik di Shanghai pada tahun 1988 yang mengenai sekitar 300.000 orang.

Hepatitis A dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dari pasien, dan membutuhkan waktu dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk sembuh sempurna dan dapat bekerja kembali atau bersekolah kembali. Masa inkubasi dari hepatitis A biasanya 14 – 28 hari, dengan gejala ringan sampai berat. Gejala tersebut adalah demam, lemas, kehilangan nafsu makan, diare, mual, muntah, ketidaknyamanan perut, urin berwarna gelap seperti teh, dan kuning pada kulit dan mata. Tidak semua gejala tersebut dirasakan oleh pasien yang mengalami hepatitis A. Bisa saja hanya beberapa dari gejala tersebut.

Gejala yang dialami oleh pasien dewasa akan lebih berat daripada pasien anak-anak, dengan peningkatan kematian yang lebih tinggi pada orang dewasa. Anak-anak di bawah 6 tahun biasanya justru tidak bergejala, dan hanya 10% yang menimbulkan gejala kuning, sedangkan pada orang dewasa, gejala akan lebih tampak dan 70% pasien dewasa memiliki gejala kuning.

Siapa saja yang berisiko terkena? Kita semua yang tidak menjaga kebersihan makanan, minuman yang dikonsumsi, hidup serumah dengan orang atau teman atau keluarga yang telah terjangkit hepatitis A sebelumnya, partner seksual dari pasien hepatitis A, atau berkunjung ke area yang secara endemisitas tinggi hepatitis A tetapi kita belum diimunisasi.

Diagnosis hepatitis A dapat ditegakkan dengan deteksi imunologi darah IgM-spesifik HAV dan IgG spesifik HAV. Tes tambahan seperti PCR dapat mendeteksi RNA dari virus hepatitis A namn perlu dilakuakn di laboratorium yang maju.

Tidak ada terapi atau obat yang spesifik untuk hepatitis A. Penyembuhan gejala membutuhkan waktu mingguan sampai bulanan. Obat yang diberikan adalah obat pereda gejala, semisal gejala yang dikeluhkan demam diberi antidemam, gejala muntah diberi antimuntah, dan tentunya pasien akan diedukasi untuk tetap makan makanan yang bernutrisi dan untuk banyak minum agar tetap menjaga keseimbangan cairan.

Karena tidak ada obat yang spesifik untuk virus hepatitis A, cara yang paling bijak adalah dengan pencegahan.  Peningkatan sanitasi dan vaksinasi hepatitis A merupakan cara efektif untuk mengatasi penyakit ini. 

Sumber : DokterSehat.com 
Beli Akar Kuning

Jumat, 21 Agustus 2015

Kegunaan Obat Mefinal Acid 250 & 500mg




","Nyeri Tulang Saat Udara Dingin"));

Nyeri Tulang Saat Udara Dingin

Beberapa orang kerapkali mengeluhkan tulang yang sakit saat udara dingin. Sebenarnya ini pertanda sakit apa sih? Keluhan ini merupakan salah satu yang paling sering ditanyakan pembaca ke Konsultasi Tulang.

Pertanyaan seputar nyeri sendi saat udara dingin antara lain dilayangkan oleh Mobiana (21). Ia mengaku telah 4 tahun sering megalami linu yang sakit sekali pada saat keadaan dingin. "Saya sering ke dokter tapi semua jawaban hanya masalah alergi hawa dingin gitu saja, padahal saya berharap ada jawaban yang sangat akurat, tapi belum saya dapatkan sampai saat ini. Soalnya apa, tanda-tanda yang saya alami tidak beda jauh dengan rematik dan sejenisnya. Tapi jawabannya tidak masalah itu. Yang jadi pertanyaan saya, penyakit apa yang menyerang tulang saya Dok?"

Menurut pengasuh Konsultasi Tulang , dr Benedictus Megaputera, MSi, SpOT, udara dingin dapat memicu timbulnya nyeri sendi, tetapi hal ini ini bukan disebabkan oleh udara dingin itu sendiri. Terjadinya perubahan tekanan udara (barometrik) di saat udara dingin, yaitu tekanan udara menurun, maka terjadi penurunan tekanan udara. Saat itu terjadi, jaringan tubuh mengembang (ekspansi).

"Mengembangnya jaringan inilah yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Bila kondisi ini yang terjadi, maka terapinya adalah membuat perubahan tekananan udara menjadi tidak terlalu besar bagi tubuh Anda, yaitu masuk ke dalam ruang yang hangat atau menutup tubuh dengan pakaian tebal atau hangat," ucap dr Benedictus yang juga dosen tetap di Fakultas Kedokteran Unika Widya Mandala Surabaya.

Nyeri tulang juga bisa dipicu penyebab lain yaitu Rheumatoid Arthritis (RA) dan Systemic Lupus Eritematosus (SLE). Keduanya merupakan penyakit keradangan sendi akibat proses gangguan sistem kekebalan tubuh (autoimmune).

dr Benedictus menyarankan jika keluhan ini dirasakan, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter spesialis orthopaedi di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan saran terapi yang terbaik sesuai dengan keluhan. Selain itu, diperlukan pula memeriksa rentang gerak sendi dan memeriksa apakah ada perubahan bentuk sendi. Pemeriksaan penunjang ini dilakukan melalui pemeriksaan darah dan rontgen.

Pemeriksaan fisik meliputi beberapa pemeriksaan yaitu bertujuan untuk mengetahui rentang gerak sendi dan mengevaluasi stabilitas sendi. Pemeriksaan penunjang terhadap persendian, meliputi foto rontgen (xray) yang bertujuan untuk mengetahui kondisi tulang atau sendi. Sedangkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) bertujuan untuk mengetahui keadaan struktur jaringan lunak/non tulang.

"Pemeriksaan-pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui penyebab (mendiagnosis) keluhan Anda sehingga dapat dilakukan perencanaan terapi yang tepat dan terakurat," tutupnya.

Terhubung