Tampilkan postingan dengan label Dampak buruk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dampak buruk. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Agustus 2016

Awas, Patah hati sangat fatal akibatnya!



Patah hati bisa membuat kontraksi jantung jadi abnormal dan menurut penelitian yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, pemicunya adalah rasa stress dan depresi berat

Orang yang mengalami keluhan ini berisiko 9,9 persen alami serangan jantung dan peningkatan 5,5 persen terhadap risiko kematian.

Studi terhadap 1.750 pasien yang terdaftar di International Takotsubo Registry menemukan sindrom wanita lebih rentan 9 kali lipat alami sindrom. Gejala yang muncul seringnya mirip dengan penyakit jantung koroner seperti nyeri dan sesak di bagian dada.

Kondisi ini umumnya masih gangguan yang sering terjadi pada wanita pasca menopause dengan stres emosional.Tapi kami juga mengidentifikasi pasien pria muda juga mengalaminya.

Stres fisik dan penyakit neurologis adalah pemicu utama," ujar salah seorang peneliti Jelena Ghadri, MD, dari University Hospital Zurich kepada MedPageToday dan dikutip dari berbagai sumber pada Sabtu (12/9/2015)

Kondisi ini pertama kali dikenali di Jepang pada tahun 1990. Banyak orang menganggap patah hati adalah sesuatu yang biasa namun data menunjukkan ternyata ia bisa meningkatkan risiko kematian.

Kondisi dianggap sebagai sesuatu yang jinak, namun sebetulnya ini adalah penyakit yang bisa membahayakan nyawa.

Coklat tidak baik bagi kesehatan manusia? Apa Alasannya?



Penelitian yang dilancarkan oleh pihak Brigham and Women's Hospital dan Fred Hutchinson Cancer Research Center menemukan bukti kuat bahwa coklat kurang baik bagi kesehatan manusia. Apa alasannya?

Cokelat merupakan kegemaran banyak orang seantero jagad dan apapun penelitian terkait dengan jenis makanan tersebut tentunya dilaksanakan dengan serius dan berskala besar.

Jadi, tidak heran apabila penelitian yang melibatkan setidaknya 18 ribu peserta ini menghabiskan dana dengan nominal Rp 380 miliar hingga kurang lebih Rp 800 miliar oleh tiga sponsor utama.

Peserta tidak diberikan sampel cokelat gratis untuk dikonsumsi seperti yang banyak orang bayangkan. Penelitian ini justru tidak terpaku kepada cokelatnya namun pengujian lebih terfokus pada kandungan zat di dalam cokelat tersebut yang disebut Flavanols.

Kandungan zat ini juga bisa ditemukan di bahan makanan dan minuman lain seperti teh, buah-buahan dan sayuran.

Setelah diuji secara seksama di dalam laboratorium, para peneliti mengungkap penemuan pertama mereka yaitu, Flavanols terbukti dapat membantu membuat bagian dalam jaringan pembuluh darah tetap fleksibel. Hal ini tentunya merupakan suatu pertanda bahwa Flavanols berdampak baik pada kesehatan jantung dan otak.

Namun, penemuan kedua mereka membuktikan bahwa kandungan zat Flavanols dan manfaatnya berpotensi meluntur atau hilang saat proses fermentasi, pengeringan dan pemanggangan biji kakao yang mana nantinya berubah menjadi cokelat.

Jadi, stigma bahwa cokelat itu sehat tidak sepenuhnya betul. Ini dikarenakan kandungan Flavanols yang ada di dalam biji Kakao tersebut merupakan satu-satunya yang terbukti menyehatkan tubuh.

Cokelat dalam kemasan yang merupakan produk dari fermentasi dan segala bentuk proses lainnya sangat mungkin kehilangan esensi kandungan zat Flavanols dan yang tersisa kerap kali hanyalah kandungan lemak dari gulanya.

Jadi, bukan berarti cokelat itu tidak sehat, namun kadar Flavanols yang berperan untuk menyehatkan kamu sungguh minim apabila dikonsumsi dalam bentuk cokelat.

Mitos yang beredar tentang tidur di masyarakat



Kurang tidur akan mengubah suasana hati, energi, ketajaman mental, serta kemampuan kamu untuk menangani stres. Untuk jangka panjang, kurang tidur kronis membuat kekacauan pada kesehatan. Jadi, berapa banyak tidur yang kamu perlukan? Yuk kita cari tau!

Dengan memahami kebutuhan tidur malam, Anda bisa keluar dari kerugian kurang tidur kronis. Dan Anda pun bisa mendapatkan jadwal tidur yang sehat, dilansir laman helpguide.

Tidur merupakan kebutuhan, bukan kemewahan

Kualitas tidur langsung memengaruhi kualitas hidup Kamu, termasuk produktivitas, keseimbangan emosional, kreativitas, vitalitas fisik, bahkan berat badan.

Tidur bukan hanya waktu ketika tubuh berbaring. Tanpa cukup jam tidur, Kamu tidak dapat bekerja, belajar, dan berkomunikasi, dan itu akan membuat Kamu mengalami gangguan mental, dan fisik yang besar.

Kabar baiknya, Kamu tidak harus memilih antara kesehatan dan produktivitas. Ketika Kamu mulai mendapatkan tidur yang dibutuhkan, energi dan efisiensi akan naik.

Berikut ini beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang tidur, disertai fakta sebenarnya:

Mitos 1. Satu jam kurang tidur per malam tidak akan memengaruhi fungsi siang Kamu.

Fakta: Kehilangan satu jam waktu tidur mungkin tidak membuat Kamu mengantuk di siang hari, tapi memengaruhi kemampuan untuk berpikir dengan benar, serta merespon secara cepat. Juga mengganggu kardiovaskular kesehatan, keseimbangan energi, dan kemampuan untuk melawan infeksi.

Mitos 2. Tidur malam yang berlebihan dapat menyembuhkan Kamu dari masalah kelelahan siang hari.

Fakta: Kuantitas tidur yang Kamu dapatkan adalah penting. Tapi kualitas tidur juga harus diperhatikan. Beberapa orang tidur delapan atau sembilan jam malam tapi tidak merasa cukup saat bangun, itu karena kualitas tidur yang sedikit.

Mitos 3. Kamu kehilangan tidur selama seminggu, dan bisa diganti di akhir pekan.

Fakta: Meskipun pola tidur tersebut membantu meringankan utang tidur, tapi tidak benar-benar membuat Kamu terbayar kurang tidurnya.

Tidur pada akhir pekan bisa memengaruhi siklus tidur-bangun Kamu, sehingga jauh lebih sulit untuk tidur malam dengan tepat dan bangun pagi dengan cepat.

Inilah Akibat jika kamu tidak pernah berolahraga!



Olahraga menjadi salah satu aspek penting dalam menjalankan pola hidup yang sehat. Namun tahukah kamu saat tubuh tidak pernah olahraga akan berakibat fatal. apa saja? ini lah kondisi yang dapat terjadi bila kamu tidak pernah berolahraga!

1. Disfungsi seksual

Baik pria maupun wanita yang tidak pernah berolahraga akan mengalami disfungsi seksual. Sebab otot-otot tubuh tidak terlatih dan stamina akan merosot.

Sebuah studi 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa pria yang berolahraga lebih memiliki ereksi dan fungsi seksual yang lebih baik. Dan orang-orang yang setidaknya menghabiskan dua jam latihan fisik setiap minggu akan lebih baik dan kuat di ranjang.

2. Otot melemah

Otot yang tidak terlatih akan menyebabkan tubuh menjadi mudah lemah dan hilang kebugaran. Untuk menyiasatinya, kamu dapat bersepeda beberapa kali dalam seminggu agar otot lebih kuat. Bahkan studi tahun 2009 mengungkap, dengan bersepeda sel-sel otot dapat terlindung dan terhindar dari kelemahan.

3. Rentan dengan masalah kardiovaskular

Mungkin tak semua orang suka berjalan di atas mesin treadmill, namun latihan ini sudah cukup membuat tubuh lebih bugar karena dapat meningkatkan fungsi aliran darah pada tubuh.

Pelatih pribadi asal Inggris mengatakan individu yang tidak berolahraga dalam kurun waktu yang lama akan mengalami peningkatan masalah kardiovaskular, "Aktivitas seperti berlari dan menaiki tangga akan menjaga ketahanan tubuh dan terhindar dari masalah kardiovaskular."

4. Mudah stres

Olahraga akan mengubah kinerja otak lebih baik, sehingga mampu mengelola stres dengan baik. Studi yang ditulis oleh Elizabeth Gould dari Princeton University mengatakan, "Olahraga mampu memahami bagaimana otak mengatur perilaku cemas dan memberikan potensi dalam membantu orang mengelola gangguan kecemasan."

5. Pola tidur buruk

Berolahraga adalah salah satu tips untuk individu yang berjuang untuk mendapatkan tidur nyenyak. Pada tahun 2005, peneliti mengungkap setidaknya 150 menit latihan fisik dalam seminggu mampu membantu orang untuk mudah tidur.

Awas, Menonton TV Dapat mengurangi jumlah Sperma Pria!



Aktivitas menonton televisi dapat mengurangi kesuburan pria. Menonton televisi dengan durasi waktu lebih lama dari lima jam per hati dapat mengurangi jumlah sperma pria


Tim peneliti dari Universitas Copenhagen menyimpulkan, jumlah sperma yang berkurang dari aktivitas menonton televisi lebih dari lima jam per hari mencapai sepertiga dari jumlah normal. Tim peneliti melibatkan 1.200 pria sebagai obyek penelitian tentang kaitan kesuburan pria dan menonton televisi.

Hasil penelitian yang dipulikasikan dalam jurnal American Journal of Epidemiology, menunjukkan pria yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi memiliki jumlah sperma rata-rata 37 juta per mililiter cairan.

Angka ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah sperma pria yang hampir tidak pernah menonton TV yang mencapai 52 juta per mililiter cairan. Bila dibandingkan, jumlah sperma pria berkurang hingga sepertiga dari jumlah normal pria yang aktif bergerak dan tidak bermalas-malasan di depan televisi.