Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Balita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ibu dan Balita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Maret 2014

Mengatasi Si Kecil Susah BAB

InfoSehat - Susah Buang Air Besar pada anak ditandai dengan adanya rasa sakit ketika sedang BAB, tinja tidak keluar meskipun telah mengedan lama, frekuensi BAB kurang dari 3 kali selama seminggu dan tinja keras. Hal ini tentunya membuat sang bayi tidak merasa nyaman, sehingga membuatnya tidak mau BAB. Nah, bagaimana cara mengatasinya?

- Bila Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, perhatikan peraturan takaran pengencerannya sehingga didapatkan konsistensi yang tepat dan tidak terlalu kental.

- Mintalah rekomendasi susu formula yang baik dari dokter atau ganti merk susu dengan merk lain yang lebih cocok untuk bayi Anda apabila diperlukan.

- Oleskan minyak bayi di daerah sekitar anus bayi.

- Berikan pijatan lembut disekitar perut bayi dari pusar ke arah luar dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Anda bisa menggunakan krim atau minyak pijat bayi yang dapat memudahkan tangan Anda melakukan pijatan dengan lembut.

- Baringkan bayi Anda dalam keadaan telentang dan lakukan gerakan kakinya dengan gerakan mengayuh sepeda di udara. Hal ini dapat membuat otot-otot perut bayi bergerak dan memberikan tekanan lembut di usus besar sehingga memudahkan bayi untuk BAB.

- Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buahnya setiap hari, bisa diberikan dalam bentuk puree atau jus. Buah yang baik untuk pencernaan si kecil adalah pepaya matang dan agar-agar yang dapat membantu melunakkan tinja sehingga memperlancar BAB. Buah yang sebaiknya dihindari untuk sementara waktu adalah pisang karena dapat memperkeras tinja.

Sumber : rumahkeluarga-indonesia.com



Kenali Kenapa Si Kecil Susah Buang Air Besar

InfoSehat - Susah Buang Air Besar pada bayi memang sangat sering terjadi khususnya pada bayi yang sedang mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), ini di karenakan terjadinya perubahan jenis asupan makanan dari ASI ke MPASI. Ini juga di karena kan karena rendahnya kandungan air dan serat yang di berikan pada bayi.

Selain itu susah buang air besar juga di sebabkan adanya riwayat keluarga , adanya ketidak seimbangan mikrofla usus / gangguan pada motilitas saluran cerna bawah.
Susah Buang Air Besar pada Anak di tandai dengan adanya rasa sakit ketika sedang BAB, tinja tidak keluar meskipun telah mengedan lama, frekuensi BAB kurang dari 3 kali selama seminggu dan tinja keras. Hal ini tentunya membuat sang bayi tidak merasa nyaman, sehingga membuatnya tidak mau BAB.
Dan sering kali membuat orang tua khawatir karena si kecil sering menangis karena adanya rasa nyeri, lecet pada anus dan tidak nyaman ketika sedang Buang Air Besar.
Susah Buang Air Besar pada bayi dikatakan jika bayi tidak BAB hingga 2 minggu atau lebih, sedangkan normal untuk bayi yang baru lahir sebanyak 4 kali sehari sampai berusia 7 hari. Untuk Anak 2 tahun , normal nya Buang Air Besar 1-2 kali tiap harinya. Anak usia 4 tahun sudah sama pola BAB nya seperti orang dewasa yaitu 1 kali sehari.
Adapun Gejala Susah Buang Air Besar yang harus orang tua ketahui adalah sebagai berikut :
  • Bayi akan menangis / rewel karena kesakitan ketika BAB
  • Nyeri di sekitar anus
  • Perut kembung
  • Bayi Muntah
  • Berat badan tidak naik
  • Bila di raba perutnya terasa keras
  • Tinja Keras dan terkadang di sertai bercak darah , ini di sebabkan karena adanya luka pada anus nya dan terjadi gesekan tinja yang keras pada permukaan anus yang luka.
Penyebab Susah Air Besar pada bayi
  • Faktor Susu
  • Sistem Pencernaan yang belum sempurna
  • Kekurangan cairan / dehidrasi
  • Luka pada anus
  • Hirschsprung / kelainan pada usus besar bawah
  • Mengalami penyakit tertentu

Sumber : rumahkeluarga-indonesia.com

Senin, 10 Desember 2012

Hindari Kesalahan Mengompres Saat Demam

InfoSehat - Demam merupakan bagian dari respons tubuh dalam mengatasi penyakit. Pada saat demam sebenarnya badan sedang berusaha mengatasi penyakit. Beberapa penyakit yang diawali dengan gejala demam seperti demam berdarah, campak, rubela, batuk pilek dalam berbagai tingkat keganasan.

Biasanya kompres menjadi pertolongan pertama saat demam melanda. Kompres dipercaya dapat mengusir demam. Namun jangan sampai niat untuk menurunkan suhu tubuh dengan mengonpres justru malah akan membuat suhu tubuh makin tinggi akibat salah mengompres.
Dr. Herbowo Soetomenggolo Sp.A menjelaskan bahwa turun atau tidaknya demam dipengaruhi banyak hal terutama penyebab demam itu sendiri. “Tetapi kompres hangat minimal dapat membuat anak lebih nyaman dan hampir 90 persen berhasil menurunkan demam,” Herbowo menerangkan. Begitu mujarabnya kompres, sehingga mayoritas ibu memilih teknik ini saat buah hati demam.
Akan tetapi sebagian besar ibu salah kaprah dalam mengompres. Kompres yang benar adalah kompres hangat atau air suam kuku. “Kompres dengan air dingin tidak digunakan lagi karena hanya menurunkan demam sesaat dan justru akan menimbulkan demam lebih tinggi setelahnya,” Herbowo mengingatkan.
Salah kaprah berikutnya yang sering ibu lakukan, mengompres di jidat. Ini salah. Herbowo mengingatkan prinsip kompres hangat, membuat seluruh reseptor demam di tubuh menyadari anak sedang mengalami lonjakan suhu. Tubuh merespons demam dengan mengeluarkan zat-zat yang bisa menurunkan demam. Reseptor demam kita ada di seluruh permukaan kulit.
“Jadi bukan di kening saja. Dengan menghangatkan seluruh permukaan kulit, terjadi pelebaran pembuluh darah di seluruh kulit sehingga aliran darah bertambah dan panas tubuh makin cepat dibuang ke udara,” urainya. Kompres mujarab jika tekniknya benar. Caranya?
Teknik mengompres yang benar dapat adalah dengan menyeka seluruh tubuh anak atau dengan cara berendam di air hangat atau air suam kuku. Mungkin Anda pernah mendengar pertolongan pertama dengan kompres alkohol. Sebaiknya metode ini Anda abaikan. Kompres alkohol sudah tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan efek toksik (keracunan-red) pada anak.
Demam bukan sesuatu yang berbahaya. Yang patut Anda antisipasi justru kondisi sesudah demam berlangsung. Segala tindakan dalam menangani demam berpusat bukan pada seberapa banyak demam dapat ditekan, tetapi bagaimana agar pasien nyaman meskipun sempat kejang pada 24 jam pertama.
“Penelitian menunjukkan, kejang demam tetap ada meski demam diturunkan. Kejang demam terjadi pada awal perubahan suhu yang mendadak. Hanya terjadi pada 2 sampai 4 persen populasi anak demam alias kasus langka. Kejang tidak menimbulkan kematian, cacat, serta tidak menurunkan tingkat inteligensi,” paparnya panjang.
Mengompres memang sederhana dan sepele. Hanya berbekal air, wadah, dan sehelai kain. Lalu, dipadukan dengan banyak minum air putih. Sesederhana itu. Tapi manfaatnya tak main-main. Jurnal dari Sullivan JE dan Farrar HC bertajuk Fever and Antipyretic Use in Children menyebut, pada saat demam kebutuhan cairan meningkat sampai 1,5 kali dari kebutuhan normal.
Jika kekurangan cairan, demam akan meninggi. Setelah dikompres, perbanyak minum. Fungsinya, menjaga kecukupan cairan dan mencegah timbulnya panas lebih tinggi. Jangan minum minuman yang mengandung kafein (teh, kopi-red) karena akan menyebabkan cairan tertarik keluar melalui kencing sehingga makin kekurangan cairan.
Sebaiknya sediakan termometer untuk mengantisipasi datangnya demam. Jika tubuh anak Anda sudah terlihat lemas segeralah bawa ke rumah sakit. Jangan tunggu sampai suhu badan bertambah tinggi.
“Tidak ada suhu maksimal yang ditentukan. Jika anak Anda tidak mau minum banyak sehingga terlihat lemah atau terdapat tanda-tanda dehidrasi, segeralah bawa ke rumah sakit. Selain itu, jika terdapat tanda gawat lainnya seperti sesak, kejang yang tidak berhubungan langsung dengan demam, jangan ditunda-tunda,” Herbowo mengimbau.
Jika sudah dikompres, biarkan ia beristirahat. Jangan bangunkan anak hanya untuk memandikan atau memberi obat penurun panas. Makin banyak beristirahat, makin cepat sembuh. Hal lain yang patut dicamkan, tidak ada korelasi antara demam dan makanan pantangan.
“Selama demam dan sakit, metabolisme akan terganggu. Sebaiknya mengonsumsi makanan yang lunak sehingga mudah dicerna. Satu lagi, hindari pemakaian baju berlapis dan selimut tebal karena itu malah menyulitkan kulit untuk melakukan pertukaran panas dengan udara,” pungkas Herbowo.
Sumber: tabloidbintang.com

Minggu, 10 Juni 2012

Mencegah Alergi Pada Bayi

InfoSehat - Kadang-kadang, bayi tidak mengalami reaksi alergi hebat yang membahayakan hidupnya, saat pertama kali ia diberi makanan bayi tertentu. Namun, bila timbul bentol-bentol merah dan gatal di seluruh tubuh, mulut, leher dan lidahnya membengkak sehingga sulit bernafas, carilah segera bantuan medis. Jika perlu, berikan pertolongan pertama.
 
Reaksi ini dianggap berkaitan erat dengan makanan yang membuat bayi peka, baik saat dalam kandungan maupun selama di beri ASI. Karena itu, janganlah sekali-sekali memberi bayi atau anak anda makanan yang membahayakan tersebut meskipun hanya untuk dicicipi. Bila kelak anda ingin mengenalkan makanan tersebut, lakukan di bawah pengawasan dokter.

Jika keluarga anda pernah terkena alergi, mungkin anda perlu mengurangi jenis makanan tertentu untuk bayi anda. Hal ini tentu saja dapat menghilangkan banyak nutrisi dari makanannya. Berkonsultasilah dulu dengan dokter anak yang akan memberi nasihat tentang jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi anda selama masa penyapihan.

Mencegah Alergi

Langkah-langkah berikut membantu mecegah bayi alergi:
  • - Masa bahaya terhadap kepekaan adalah empat sampai enam bulan pertama, jadi tundalah penyapihan dan teruskan memberi ASI atau susu formula selama masa ini. Bayi anda akan mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan dari ASI atau susu formula sampai usianya enam bulan.
  • - Selama memberi ASI anda pun harus berhati-hati terhadap makanan yang berpotensi menimbulkan alergi, untuk menghindarkan bayi dari alergi melalui ASI.
  • - Perkenalkan bayi pada makanan padat satu demi satu. Beri jarak waktu beberapa hari untik setiap jenis makanan baru agar anda dapat mengeceknya bila suatu reaksi alergi.
  • - Jika aleri mengenai keluarga anda, perhatikan saat pengenalan selai kacang dan makanan lain dari kacang.
  • - Hindari bayi dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, seperti asap, rokok, debu ruam, sebuk sari, dan binatang piaraan.

Formula Khusus

Jika bayi anda alergi terhadap susu sapi dan anda tidak dapat memberinya ASI, coba gunakan susu bayi dari kacang kedelai. Susu ini juga diberikan pada bayi yang tidak tahan terhadap laktosa. Sayangnya, kedelai sendiri jadi pencetus alergi. Selama masa penyapihan, susu kacang kedelai dapat diberikan sebagai minuman dalam cangkir.
  • - Susu formula dari kacang kedelai mengandung gula bukan dari susu. Waspadalah kesehatan gigi bayi dan jangan berikan susu dalam botol setelah usianya satu tahun. Hindari pemberian susu formula diantara waktu makan dan waktu tidur.
  • - Susu kedelai biasanya (bukan susu kedelai bayi), tidak boleh diberikan pada bayi yang sedang disapih karena tidak mengandung cukup kalori, vitamin, dan kalsium
  • - Ada pula susu bayi yang menggunakan protein susu sapi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk bayi yang punya kecenderungan alergi.
  • - Susu domba atau kambing terkadang dianggap kurang menimbulkan alergi. Namun belum ada bukti ilmiah tentang hal ini. Dalam keadaan apapun, sebaiknya jangan berikan susu ini pada bayi di bawah usia satu tahun karena susu ini tidak mengandung cukup nutrisi penting seperti Vitamin A, D, asam folat dan zat besi

Mengontrol Berat Badan Bayi

InfoSehat - Penyebab berat badan bayi tidak kunjung datang ada bermacam – macam. Normalnya, berat badan bayi yang baru lahir harus mencapai 2,5 kilogram. Berat ini normal, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Sebab kalau terlalu kecil dikhawatirkan organ tubuhnya tak dapat tumbuh sempurna sehingga dapat membahayakan sang bayi sendiri. Sebaliknya, terlalu besar juga ditakutkan sulit lahir dan malah harus melahirkan dengan cara operasi. 

 
      Pertambahan berat badan bayi bisa dilihat per triwulan. Pada triwulan pertama, kenaikan berat badan berkisar 150 – 250g/minggu. Triwulan kedua, kenaikannya 5- 600g/bulan. Triwulan ketiga, naik 350 – 450g/bulan dan triwulan keempat sekitar 250 – 350g/bulan. 

      Acuan untuk melihat normal tidaknya berat badan adalah saat usianya mencapai enam bulan dan satu tahun. Di usia 6 bulan, berat badan bayi harus mencapai dua kali lipat berat lahir dan menjadi tiga kali lipatnya pada usia 1 tahun. Kurang dari ini, berat badannya bisa disebut rendah atau termasuk bayi kurus. 

      Bayi kurus adalah yang saat lahir berat badannya rendah atau di bawah 2,5 kg. Penyebabnya dipengaruhi saat masih berada dalam kandungan, jadi kesehatan janin sangat menentukan karena di situlah pembentukan dan pertumbuhan organ tubuh dimulai. 

      Selain itu, bayi kurus juga bisa mengindikasikan kekurangan gizi. Ini umumnya karena kebiasaan di keluarga di mana kadang ibu tidak cermat memberi nutrisi yang tepat untuk bayi. Padahal, bayi perlu asupan nutrisi yang seimbang. Bisa juga karena si bayi bosan dengan makanan yang itu-itu saja dan akhirnya tidak mau makan. Di sisi lain, kondisi psikis bayi menentukan pula keinginannya untuk makan. Kalau dia merasa tertekan karena sering dipaksa, bisa saja nafsu makannya berkurang. 

      Konsultasi ke dokter merupakan jalan lain yang bisa dilakukan. Karena untuk mengembalikan berat badan bayi menjadi normal, kita harus melihat apa yang menjadi sebabnya. Bila karena penyakit, maka harus disembuhkan dan sambil menyembuhkan penyakitnya, kita pun harus melakukan konsultasi gizi untuk mengetahui gizi yang tepat bagi bayi. 

      Jika memang penyebabnya adalah penyakit, tidak ada cara lain bahwa penyakit tersebut harus disembuhkan secara total. Pada saat yang sama pula, bayi harus diberi nutrisi yang cukup agar ia tidak jadi kurus. Sebab jika bayi terkena infeksi dan dibiarkan tanpa ada tindakan tepat hingga akhirnya menimbulkan masalah kekurangan gizi, akan kesulitan dalam meningkatkan berat badannya. Penanganannya pun akan menjadi lebih kompleks. 

      Ciri-ciri bayi kekurangan gizi atau malnutrisi bisa dilihat dari fisiknya. Bila parah hanya tinggal kulit dan tulang saja. Pemberian gizinya pun tidak hanya satu segi saja tetapi harus seimbang antara pemberian protein, karbohidrat, lemak, kalori dan vitamin. Sumbernya pun tidak harus yang mahal. Seperti protein, tidak harus dari hewani saja, dari nabati pun bisa, misalnya anak diberi makan tahu dan tempe. 

Sumber : melindahospital.com

Mencegah Gumoh Pada Bayi

InfoSehat - Usai diberikan ASI, tidak sedikit terjadi gumoh pada bayi. Hal tersebut memang kerap terjadi pada bayi dan wajar. Namun tidak sedikit ibu yang panik saat terjadi gumoh pada bayi. Jangan khawatir, Anda bisa mencegah gumoh dengan beberapa tips berikut ini. 

 
    Meski sering membuat panik ibu, sebenarnya gumoh jarang sekali terjadi sampai serius. Jika bayi Anda tetap terlihat nyaman dan tidak terjadi masalah dengan berat badannya, maka gumoh pada bayi Anda bisa dikatakan gumoh biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. 

    Gumoh pada bayi biasanya terjadi pada tiga bulan pertama bayi setelah dilahirkan. Saat usianya mencapai 12 bulan, biasanya gumoh sudah berhenti. Jika gumoh sering terjadi, Anda pun patut mewaspadai. Karena kemungkinan ada permasalah pada lambung bayi. 

    Saat Anda memberi si kecil makan, sebaiknya dalam posisi duduk tegak. Hal ini untuk menghindari terjadinya muntah. Sebaiknya saat makan, dilakukan dengan tenang dan hindari memberi makan sambil melakukan permainan yang aktif. 

    Lakukan pemberian ASI atau susu secara bertahap dan dengan jumlah yang cukup. Jumlah yang terlalu banyak, bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya gumoh pada bayi. Aturlah sedemikian rupa mengenai jadwal menyusui bayi Anda. 

    Usahakan membuat bayi bersendawa di tengah menyusui dan setelah dia selesai. Anda tidak perlu khawatir jika bayi tidak bersendawa. Mungkin memang tidak ada udara di perutnya. Agar bersendawa, Anda bisa gosok atau tepuk punggungnya dengan lembut untuk mendorong agar udaranya naik. 

    Hal lain yang perlu Anda lakukan adalah memeriksa dot bayi. Saat Anda memilih dot, pilihan ukuran yang sesuai dengan usia bayi Anda. Dot yang terlalu besar, membuat susu mengalir cepat dan jika dot kecil, bisa membuat bayi Anda frustasi.

    Jangan terlalu panik jika terjadi gumoh pada bayi Anda. Lakukan dengan tenang langkah-langkah untuk mencegah gumoh pada bayi Anda. Jika gumoh sudah sangat sering terjadi dan mengganggu bayi, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak. 

Sumber  : melindahospital.com

Rabu, 06 Juni 2012

Asam Lemak dalam Susu Formula Kurang Bermanfaat Bagi Otak Bayi

InfoSehat - Saat ini susu formula untuk bayi dilengkapi dengan berbagai macam asam lemak. Tapi peneliti mengungkapkan asam lemak ini tidak memberikan manfaat yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan otak bayi.
Hasil review dari beberapa penelitian menunjukkan susu formula untuk bayi yang disuplementasi dengan asam lemak yang dibuat meniru ASI ini tidak meningkatkan kemampuan otak bayi secara signifikan dibandingkan dengan susu formula tanpa asam lemak ekstra.

Peneliti mengungkapkan hasil ini tidak selalu berarti asam lemak dalam formula tidak bermanfaat. Tapi asam lemak ini tidak memberikan keunggulan terhadap kemampuan bahasa dan cara berpikir anak dibanding dengan anak yang menyusui.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan bayi yang dibesarkan dengan ASI cenderung memiliki nilai lebih tinggi pada tes perkembangan mental dibanding dengan anak yang diberi susu formula.

Susu formula bayi biasanya berasal dari susu sapi yang diperkaya dengan asam lemak dan nutrisi lainnya. Susu formula dilengkapi dengan 2 asam lemak yaitu docosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA).

Studi yang dipimpin oleh Dr Ahmad Qawasmi dari Yale University di New Haven, Connecticut dan Al-Quds University di Jerusalem berusaha menganalisis hal ini dengan menggunakan data 12 uji coba yang melibatkan 1.800 bayi pada tahun 1998-2005.

Bayi-bayi ini diberi susu formula sejak usia 1 bulan dan ketika berusia 1 tahun bayi ini menjalani ujian untuk mengukur keterampilan motorik, bahasa dan perkembangan mental.

Didapatkan hanya 2 studi yang menunjukkan susu formula dengan asam lemak lebih ini memiliki hasil tes yang lebih baik, sedangkan 9 studi sisanya menemukan tidak ada manfaat kognitif pada bayi yang mendapatkan susu dengan tambahan asam lemak.

Seperti dilansir CBS News, Kamis (31/5/2012), peneliti mengungkapkan secara keseluruhan bahwa asam lemak berlebih tidak memberikan keuntungan yang signifikan terhadap kemampuan otak, meski ada kemungkinan penambahan asam lemak ini menguntungkan faktor lain seperti dorongan penglihatan atau fungsi kekebalan tubuh.

Untuk itu American Academy of Pediatrics merekomendasikan perempuan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI untuk memperkenalkan makanan padat.

Sumber : detikhealth.com