Mendengkur mungkin tidak masalah kalau sesekali. Tapi bila anak tidur selalu mengeluarkan bunyi patut diwaspasai.
Apa sebenarnya penyebab dengkuran saat tidur? Mendengkur atau ngorok--istilah yang akrab digunakan masyarakat indonesia, bisa dikarenakan pembesaran jaringan pada bagian belakang hidung. Bagian ini meliputi jaringan adenoid dan concha yang bersifat lunak. Pada jaringan ini banyak terdapat saraf dan pembuluh darah.
Apa sebenarnya penyebab dengkuran saat tidur? Mendengkur atau ngorok--istilah yang akrab digunakan masyarakat indonesia, bisa dikarenakan pembesaran jaringan pada bagian belakang hidung. Bagian ini meliputi jaringan adenoid dan concha yang bersifat lunak. Pada jaringan ini banyak terdapat saraf dan pembuluh darah.
"Namun, ngorok juga bisa disebabkan polip dan sinusitis," ujar ahli THT dari Rumah Sakit Meilia Depok, dr Selfiyanti Bimantara Mkes Sp THT-KL "Seminar Awam Seputar Keluhan Hidung Mampet dan Cara Tepat Mengatasinya" pada Sabtu (12/11).
Polip adalah jaringan tak normal hasil reaksi dari tubuh yang memproduksi jelly berwarna keabuan. Sampai sekarang belum jelas, apa penyebab polip. Sedangkan sinusitis adalah keadaan dimana rongga kosong dalam hidung terisi cairan. Keduanya akan menghambat jalan nafas.
Hal sama berlaku pada pembesaran jaringan bagian belakang hidung. Pembesaran adenoid, biasa ditemui pada anak berumur tiga sampai enam tahun.
Hambatan ini tentu mengganggu anak. Terutama pada jam tidur. "Karena nafasnya tidak lancar, anak seperti tidur tercekik. Sebentar terbangun mengambil nafas, baru setelah itu kembali tidur," ujar Selfiyanti.
Bila dalam semalam, terbangung berkali-kali seperti itu, tidur tentu tak nyenyak. Akibatnya ketika pagi dibangunkan, anak marah, muka kusut, lemas, tidak aktif, cenderung malas. Anak juga tidak konsentrasi ketika belajar, akibatnya prestasi turun dan ketinggalan pelajaran," ujar dokter yang kerap disapa Selfi ini.
Apabila berlangsung dalam waktu lama, penderita pembesaran adenois terlihat berwajah bodoh. Wajah ini dikenal sebagai facies adenoidea. Penderita lebih sering bernafas menggunakan mulut. Udara yang terserap tidak tersaring. Akibatnya kelembaban udara kurang dan mengakibatkan mudah terjadi infeksi pada saluran pernafasan bawah.
Karena itu, Selfi menyarankan orang tua memperhatikan suara ngorok anak. "Perhatikan suara dan intensitas mengorok anak. Lalu segera periksakan," ujarnya. Dari sini bisa dilihat apa penyebab anak mengorok.
Adenoid biasanya mengecil sesuai bertambahnya usia. Kecuali pada yg alergi. Pada penderita polip dan sinisitis, cairannya bisa segera disedot. "Anak bisa tidur lebih nyenyak. Aktifitas keseharian tidak terganggu, prestasi juga bisa membaik," kata Selfi.
Sumber : republika.co.id
Artikel lainnya :
EmoticonEmoticon